Tuesday, July 27, 2010

Pengguna Smart Kenapa Speed Saya Kok Lambat dan Lelet?

Hehehe itulah yg paling sering saya keluhkan dari pengguna isp smart. Meskipun bukan hanya smart sih tapi hampir semua isp yg saya bahas di blog ini. Tapi kali ini saya akan membahas sedikit tentang smart dan juga mungkin agak bergossip ria sedikit.

Smart saat pertama kali muncul dengan Evdo Rev B-nya memang menawarkan speed yg sangat memuaskan dan juga sangat bersaing karena mampu memberikan layanan yg baik dengan harga yg termasuk murah untuk di negeri tercinta yg internetnya masih mahal ini.

Kalau anda adalah pengguna hp smart yg tanpa evdo maka speed yg anda dapatkan pastilah jauh dari speed evdo yaitu mentok hanya di 153kbps dan janganlah terlalu percaya kepada speedtest.net kalau ingin tahu kecepatan anda sesungguhnya cobalah download suatu file dari server dan lihat speednya karena itulah yg selama ini menurut saya paling jujur.

Kini sepertinya pengguna smart sudah membludak, jaringan mulai padat dan sering maintenance serta belakangan ini berhembus gossip pembatasan speed (saya tekankan sekali lagi GOSSIP) karena blm ada penjelasan resmi dari pihak smart.

Dari informasi oleh rekan2 yg saya dapatkan, berikut ini adalah ip yang diberikan oleh smart tergantung paket yg digunakan oleh user.

West Area (Jawa Barat, Jabodetabek, Sumatera):
Blackberry : 10.134.X.X
Paket Reguler : 10.10.X.X
Paket Silver / Platinum : 10.11.X.X
kalo Ultimate dapetnya 202.70.48.X sampai 202.70.50.X

East Area (Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogya, Bali, Lombok, Sulawesi):
Blackberry : 10.135.X.X
Paket Reguler : 10.12.X.X
Paket Silver / Platinum : 10.13.X.X
kalo Ultimate dapetnya 202.70.56.X sampai 202.70.57.X

Bagaimana caranya melihat ip address anda bila anda adalah pengguna smart?

Bagi pengguna windows cukup buka start menu --> klik RUN --> ketik cmd [tekan enter] --> dan masukkan perintah ini --> ipconfig /all maka akan kelihatan salah satu dari ip di atas.

Kembali lagi ke gossip (hehehe) terbaru smart dan keluhan2 user yg saya baca di internet, saat ini smart melakukan pemblokiran bandwidth terhadap user yg menggunakan terlalu banyak bandwidth. Pemblokiran yg dilakukan adalah mengubah paket user menjadi reguler (limited di 153kbps).

Bagaimana caranya ada tahu telah dilimit? Silahkan lihat tabel ip reguler di atas dan lakukan pengecekan ip. Kalau ip yg muncul adalah ip reguler sedangkan anda menggunakan paket platinum/silver maka kemungkinan anda diblokir sementara (denger2 katanya 7 hari) sebelum paket anda balik ke semula lagi.

Dan satu lagi, sinyal smart ini sangat sensitif sekali hanya dengan menggeser/membelokkan/memindahkan posisi modem meskipun hanya 1 atau 2 cm bisa mengubah sinyal modem anda dengan drastis (maksudnya bisa drastis jelek atau bisa drastis menjadi lebih baik). Dan ini juga bisa mempengaruhi speed yg anda dapatkan.

Cukup segini dulu bergossip rianya (jadinya bergossip karena blm ada penjelasan resmi) dari pihak smart. Apakah anda pernah mengalami "nyangkut" di paket reguler padahal anda menggunakan paket lain? Silahkan sharing di kolom komentar.

Tuesday, July 6, 2010

Kisah Nyata Kesetiaan Seorang Suami

kakek nenekShare kisah tentang kehidupan lagi, kebetulan baru ada yg ngirim tadi. Sebuah kisah nyata yg sangat menyentuh dan patut untuk kita renungkan di jaman yg semakin "gila" ini.

Dilihat dari usianya, beliau sudah tidak muda lagi,usia yang sudah senja. Pak Suyatno 58 tahun. Kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit dan sudah tua. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa. Setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu berlangsung selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa seperti tidak bertulang. Dan lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya di depan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televise ambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah menikah anak2 mereka ke luar rumah, dan tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan untuk merawat istrinya. Yang dia inginkan hanya satu, semua anaknya berhasil. Dengan kalimat yg cukup hati-hati, anak yang sulung berkata, "Pak, kami
ingin sekali merawat Ibu. semenjak kecil kami melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan Bapak tidak izinkan kami menjaga Ibu". Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya. "Sudah yg keempat kalinya kami mengizinkan Bapak menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya. Kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini? Kami sudah tidak tega melihat Bapak. Kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian. Jawaban Pak Suyatno sama sekali tidak diduga anak-anak mereka."Anak- anakku, jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin Bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian". Sejenak kerongkongannya tersekat."Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak seorangpun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaanya sekarang? Kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan supaya dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit?"Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil air mata jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat sendiri Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa. Di saat itulah meledak tangis beliau bersama tamu yg hadir di studio. Kebanyakan penonton perempuanpun tidak sanggup menahan haru.Disitulah Pak Suyatno bercerita. "Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan belaka. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Dalam keadaan sehatpun belum tentu saya mau mencari penggantinya apalagi dia sakit"

=========================

Semoga cerita renungan di atas dapat bermanfaat untuk menambah semangat hidup anda baik itu untuk yg lagi mendapatkan cobaan maupun tidak.

Monday, July 5, 2010

Kisah Seorang Polisi Yang Menilang Sahabat Karibnya

Berikut ini menurut saya sebuah kisah dan renungan yang sangat bagus. Sudah lama saya ngga posting tentang cerita-cerita seperti ini semoga cerita ini dapat memberikan pencerahan kepada kita semua tentang arti hidup dan menghargai orang lain.


----------------------------------------------


Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jono segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Jono berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.Jono bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. "Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya sambil terus melaju.


Prit!


Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jono menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bobi, teman mainnya semasa SMA dulu.
Hati Jono agak lega.
Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
"Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"
"Hai, Jon." Tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru.
Istri saya sedang menunggu di rumah."
"Oh ya?"
Tampaknya Bobi agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.


"Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong."
"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini."


Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jono harus ganti strategi.


"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala."


Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.


"Ayo dong Jon. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu."


Dengan ketus Jono menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bobi menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bobi mengetuk kaca jendela. Jono memandangi wajah Bobi dengan penuh kecewa.Dibukanya kaca jendela itu sedikit.
Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bobi kembali ke posnya. Jono mengambil surat tilang yang diselipkan Bobi di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jono membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bobi.


"Halo Jono, Tahukah kamu Jon, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jon. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Bobi)".


Jono terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bobi. Namun, Bobi sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan... ....


Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

 

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah tempat untuk menyimpan apapun yang menarik, yang sempet terlihat oleh mata di internet.

Jangan lupa lihat tahun postingan karena bisa saja tips yang dikasih disini sudah ngga revelan.
Return to top of page Copyright © 2007 - 2012