Perampok umumnya memakai topeng untuk menutupi identitas diri. Mungkin, karena tak punya atau tak mampu membeli topeng, perampok di Semarang mengenakan cadar laiknya penari atau pengantin asal Timur Tengah.
Perampok yang tidak diketahui jumlahnya itu beraksi di rumah yang sekaligus toko sembako milik Samiyati (50), Jalan Badak IV No. 89 Semarang, Kamis (6/12/2007) pagi. Perhiasan, ponsel, dan uang sebanyak Rp 7 juta ludes digasak.
Tak hanya itu, Samiyati yang tinggal sendirian di rumah tersebut bulan-bulanan. Karena melawan, dia dihajar dengan menggunakan gagang senjata api hingga luka cukup parah. Saat ini, dia dirawat di RS Bhayangkara Semarang.
"Katanya, perampoknya bercadar dan membawa senjata api. Kelihatannya jumlah mereka lebih dari satu orang," kata adik korban, Bambang (45), di RS Bhayangkara, Jalan Brigjen Sudiarto.
Dari pemeriksaan lokasi, pelaku diperkirakan masuk dengan cara melompat pagar depan rumah dan membuka kaca nako. Setelah sampai di dalam rumah, mereka langsung mengobrak-abrik tempat penyimpanan barang berharga.
Mendengar suara gaduh di ruangan lain, Samiyati bangun. Karena ketahuan, seorang perampok langsung menodongkan senjata api dan menyekap korban di kamar mandi.
Samiyati berteriak, tapi perampok langsung memukulkan gagang senjata ke kepalanya. Sebelum warga berhamburan keluar karena teriakan Samiyati, perampok sudah lari lintang pukang.
Beberapa saat kemudian polisi datang. Dari hasil pemeriksaan, pintu pagar masih terkunci. "Sepertinya, pelaku membuka kaca nako dan membuka pintu rumah tanpa perlu merusak apa pun," kata seorang anggota polisi.
Thanks @ panglima
Monday, December 24, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment